Friday, 12 May 2017

Mencintaimu Sebaik-baiknya

Beberapa waktu lalu ada sodara yang bilang "cinta kita ke pasangan itu sekedarnya aja, biar dia (baca: Suami/Istri) yang mencintai kita sepenuhnya." Hmm.... no comment waktu itu. Lalu belakangan mikir. Apa memang seharusnya begitu kah? Aku bakalan setuju kalau kalimatnya cukup sampai koma.
"Cintailah kekasihmu sekedarnya saja, sebab bisa jadi suatu hari akan menjadi musuhmu dan bencilah musuhmu sekedarnya saja, sebab suatu hari ia akan menjadi kekasihmu yang paling setia". (HR.Tirmidzi)
Yang aku pikirkan kalimat setelah koma itu "....biar dia yang mencintai kita sepenuhnya." Jelas banget kalimat ini ceritanya bukan tentang hadits di atas.

Jadi ingat pesan "Pak Ustad" waktu nikah. Menikah itu 3SALING, yaitu saling mencintai, saling membantu, saling memaafkan. Catatan pertamaku adalah kata "saling", dimana kalau aku intip di KBBI artinya adalah "kata untuk menerangkan perbuatan yang berbalas-balasan". Yang artinya gak mungkin berbalas kalau dilakukan satu orang. 



Kedua, jadi ingat juga ada yang bilang kalau pasangan kita adalah cerminan diri kita. Which means kalau kita mencintainya sekedarnya apa tidak menutup kemungkinan kalau ternyata dia juga mencintai kita sekedarnya...?

Yang ketiga, apakah adil apakah etis kalau kita tidak memberikan yang terbaik tapi kita berharapkan mendapatkan yang terbaik? 

Yang keempat, keburukan/kebaikan apapunlah itu pokoknya segala perbuatan itu lambat laun menular lo ke orang terdekat kita. Jadi kalau cinta kita sekedarnya, apa nggak nanti lama-lama cintanya dia jadi ikutan sekedarnya?

Dan terakhir (ini yang paling penting), setiap rumah tangga pasti harapannya adalah sakinah, mawaddah, dan rahmah yang artinya keluarga yang selalu diberikan kedamaian, ketentraman, selalu penuh dengan cinta dan kasih sayang, saling menutupi kekurangan pasangannya dan bersinergi untuk mempersembahkan yang terbaik.

Cukuplah dari kelima catatan itu, kalau aku pribadi akan mencintai dia sebaik-baiknya (InShaAllah). Dia adalah ayah dari anak-anakku, dia adalah suamiku, dia jalanku untuk meraih surgaku.... Sebagaimana sabda Rasulullah, 
“Perhatikanlah selalu bagaimana hubungan engkau dengan suamimu, karena ia adalah surgamu dan nerakamu”. (HR. Ibnu Abi Syaibah dan Ath Thabrani)