Wednesday, 5 October 2016

Betulkah Ngomel Itu Tanda Sayang?

Betul atau tidak kalau cerewet atau omelan atau bawel itu tanda sayang? Menurutku sih ada benarnya,sebatas omelannya tidak sampai menyakiti hati kita atau menjatuhkan dan memang untuk kebaikan kita. Seperti misalnya Orang Tua mengingatkan kita untuk tidak pulang larut malam atau Guru mengomel saat kita berkali-kali tidak mengerjakan tugas atau Istri bawel karena Suami pulang larut tanpa kabar dan lainnya. Semuanya pasti ada alasan di balik omelan, kritikan, kecerewetan, dan kebawelan itu.

Hanya saja mungkin caranya yang salah. Mengingatkan dengan keadaan emosi akan membuat kita berbicara dengan nada tinggi dan cepat. Yang pastinya membuat orang lain akan ikut emosi dan otomatis apa yang kita sampaikan tidak betul-betul tersampaikan karena mereka sudah malas mendengar kita mengomel. Masuk telinga kiri keluar telinga kanan. Padahal bila kita berbicara dengan kalimat yang sama dengan nada rendah dan pelan (sambil tersenyum mungkin) pasti akan diterima berbeda. Coba saja kalau tidak percaya :D

Mengomel juga ada batasnya, tidak semua orang tahan untuk mengomel terus menerus untuk permasalahan yang sama. Dan kita malah harus berhati-hati bila orang yang biasanya mengomeli kita tiba-tiba memutuskan sudah tidak peduli lagi, berbicara seadanya, apalagi sampai tidak menegur, tidak menyapa, terlebih mendiamkan kita. Itu saatnya kita untuk interospeksi, mungkin saja kesalahan, tindakan, atau tingkah laku kita memang sudah sangat keterlaluan. Jadi, waspadalah kalau yang biasanya cerewet ke kita tiba-tiba mengacuhkan.....

No comments: